18Tube.tv is the ultimate website for your porn viewing needs. With over two million fresh videos here, you can bet there are plenty of new content updates every hour. As a matter of fact, you can go back and watch that same video you saw the last time you were here, and it will still be there. www.18tube.tv That's how good this site is.

Seputar Sejarah Pondok

KOTA kecil di Brebes bagian selatan ini memang belum menyandang predikat sebagai Kota Santri. Tetapi kehidupan masyarakat Bumiayu dan sekitarnya ini sehari-harinya sarat dengan nuansa religius. Itu tidak terlepas dari bertebarannya pondok pesantren, baik yang besar maupun kecil di wilayah tersebut. Salah satunya adalah Pondok Pesantren Modern Darunnajat yang terletak sekitar 5 km arah barat kota Bumiayu, tepatnya di Desa Tegalmunding Pruwatan Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Jawa Tengah.

Pondok pesantren yang diasuh KH. Aminuddin Masyhudi tersebut memiliki riwayat yang cukup panjang. Keberadaannya menurut Pak Kyai masih ada kaitannya dengan Kerajaan Mataram pada masa Sultan Agung. Ketika Amangkurat dikejar-kejar lari ke arah barat (Tegal), ada kerabatnya yang bermukim di sekitar Desa Tegalmunding Pruwatan. Salah satu petilasan yang kini masih ada adalah Lestana Bei atau Istana Bei, yakni petilasan dari Raden Ngabei.

Pada awalnya keberadaan pondok ini tidaklah seperti pondok yang sekarang ada. Cikal bakalnya KH. Masyhudi, yakni ayahanda Pak Kyai, yang pada sekitar tahun 1950-an mendirikan bangunan untuk pengajian yang diikuti beberapa santri.

Dengan bekal ilmu yang diperolehnya baik sewaktu nyantri di PPM Darussalam Gontor maupun Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, Pak Kyai yang kelahiran tahun 1952 mengembangkan ponpesnya sebagai pesantren modern dipadu dengan tradisional.

 

Kitab Kuning

Disebut sebagai pondok pesantren modern, karena pondok ini juga menerapkan cara-cara yang ada di Ponpes Modern Darussalam Gontor, yakni mewajibkan santrinya untuk menggunakan Bahasa Arab dan Inggris dalam kesehariannya. Sisi tradisionalnya, pondok ini menimbanya dari Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras yang masih mempertahankan kajian kitab kuning pada para santrinya.

Menurut Pak Kyai, pesantrennya didirikan dengan harapan mampu membentuk kader umat yang militan berdasarkan iman dan takwa kepada Allah, menjadi ahli fikir dan dzikir, berakhlak mulia serta berkhidmat kepada agama, nusa dan bangsa. ”Ponpes Modern Darunnajat berdiri di atas dan untuk semua golongan. Karena itu ponpes ini tidak berafiliasi pada satu golongan atau partai politik,” tandasnya.

Pondok yang kini santrinya berjumlah sekitar 1.000 orang putra-putri dari berbagai daerah di Jateng, Jabar, dan dari luar Jawa, menyelenggarakan program pendidikan Kulliyyatul Mu’allimin/Mu’allimat al-Islamiyyah (KMI) dengan jangka waktu 6 tahun yang terdiri atas Madrasah Aliyah, dan mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN).

Bahasa pengantar untuk semua mata pelajaran agama/ pelajaran pondok adalah Arab, sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Inggris diberlakukan mulai kelas II Madrasah Tsanawiyah.

Selain mengajarkan ilmu-ilmu agama, para santrinya juga melaksanakan kegiatan ekstra berupa Tilawatil Qur’an, keorganisasian dan kepemim-pinan, kepramukaan, latihan pidato berbahasa Arab, Inggris dan Indonesia, olahraga, kesenian dan bela diri.

Sebagaimana pondok pada umumnya, para santri yang berasal dari luar daerah Pruwatan diwajibkan bertempat tinggal di asrama pesantren di bawah asuhan dan bimbingan Pengasuh Pondok, Dewan Guru, dan Pengurus.

 

 

Pelajaran Khusus

Menurut Pak Kyai, para santri yang ada di asrama ini setiap harinya diwajibkan mengikuti kegiatan belajar-mengajar dan pengajian yang telah dijadwalkan, mulai dari pagi dini hari hingga malam.

Khusus bulan Ramadhan, katanya, para santri mendapat pelajaran khusus berupa Tafsir Qur’an. ”Tafsir Alqur’an ini diberikan karena bulan Ramadhan adalah bulan turunnya Alqur’an. Tafsir secara khusus diajarkan kepada santri kelas IV, V dan VI,” jelasnya.

Kenapa Tafsir Alqur’an menjadi prioritas, menurut Pak Kyai, Alqur’an yang merupakan Wahyu Allah itu penafsirannya hingga sekarang belum tuntas.

”Kalau teks sudah statis, tetapi penafsiran belum tuntas. Kalau ada 1.000 orang yang menafsirkannya, maka ada 1.000 penafsiran juga. Hal ini terjadi karena penafsiran Alqur’an hingga sekarang belum tuntas,” katanya.

Dalam mengajarkan Tafsir Alqur’an itu, lanjut Pak Kyai, pondoknya tidak menargetkan dalam satu bulan selesai 30 juz. Yang penting para santri bisa memahami secara mendalam tentang Alqur’an. Dalam hal ini santri diberi kesempatan untuk berpikir. Sebab, yang dipelajari tak hanya terjemahannya, tetapi juga tentang asal-usul kata.

Seorang santri asal Brebes, Makhdum Amarullah, mengaku sangat kerasan menimba ilmu di Ponpes Modern Darunnajat ini. ”Selain diajar ilmu-ilmu agama, kami para santri juga mendapatkan ilmu yang memadai, terutama dalam hal bahasa. Dengan bekal Bahasa Arab dan Inggris yang kami kuasai, kami jadi memiliki kelebihan dibandingkan dengan sekolah umum lainnya,” tuturnya.