Asrama ke Panggung Sastra, Di sebuah pesantren putri yang terletak di pedesaan yang damai, hiduplah seorang santri bernama Yasmin. Yasmin dikenal sebagai santri yang bandel dan sering membuat ulah. Dia selalu punya ide-ide nakal untuk membuat suasana pesantren menjadi lebih hidup. Meski sering mendapat teguran dari para ustadzah, Yasmin selalu berhasil meloloskan diri dari hukuman dengan senyum manis dan kepintarannya berbicara.
Namun, di balik kenakalannya, Yasmin sebenarnya memiliki kecerdasan yang luar biasa. Dia sangat gemar membaca, terutama buku-buku sastra dan ilmu pengetahuan. Setiap kali ada waktu luang, dia pasti terlihat tenggelam dalam buku-bukunya. Teman-temannya sering menyebutnya sebagai kutubuku, karena Yasmin bisa menghabiskan berjam-jam di perpustakaan pesantren.
Pada suatu malam, ketika semua santri lain sudah tidur, Yasmin masih terjaga di kamarnya. Dia menyalakan lampu kecil dan membuka buku catatannya. Sejak kecil, Yasmin memiliki mimpi menjadi penulis terkenal. Dia selalu menulis cerpen, puisi, dan bahkan novel di buku catatannya. Tulisan-tulisannya penuh dengan imajinasi liar dan pengalaman hidupnya yang berwarna.
Suatu hari, pesantren mengadakan lomba menulis cerita pendek untuk para santri. Yasmin memutuskan untuk ikut serta. Dia menulis cerita tentang seorang gadis petualang yang selalu mencari kebahagiaan di tempat-tempat yang tak terduga. Cerita itu begitu menggugah dan penuh dengan pesan moral yang mendalam. Tanpa diduga, Yasmin memenangkan lomba tersebut.
Kemenangannya membuat para ustadzah mulai melihat Yasmin dari sudut pandang yang berbeda. Mereka menyadari bahwa di balik kenakalannya, Yasmin memiliki bakat besar dalam menulis. Mereka kemudian memberikan dukungan penuh untuk mengembangkan bakatnya. Ketua ustadzah bahkan mengenalkannya kepada seorang penerbit terkenal yang kebetulan sering bekerja sama dengan pesantren.
0 Comments