“Mau ke mana kamu, Ikhsan?” tanya Ustadz Budi dengan tatapan tajam.

Ikhsan gugup dan mencoba mengarang alasan, “Eh, saya… saya sedang mencari angin, Ustadz.”

Ustadz Budi hanya menggelengkan kepala dan berkata, “Ayo kembali ke kamar. Kita akan berbicara besok pagi.”

Pagi harinya, Ikhsan dipanggil ke kantor pesantren. Di sana, Ustadz Budi berbicara dengan lembut namun tegas. “Ikhsan, kamu datang ke sini untuk belajar dan berubah menjadi lebih baik. Kamu harus menghargai tempat ini dan orang-orang di sekitarmu.”

Ikhsan, yang awalnya merasa marah dan tidak betah, mulai merenung. Dia menyadari bahwa mungkin dia telah bertindak terlalu jauh. Dia memutuskan untuk mencoba mengikuti aturan dan melihat apakah pesantren benar-benar bisa mengubahnya.

Setelah Ikhsan si Biang Kerok Berubah, Apa yang Terjadi?

Seiring berjalannya waktu, Ikhsan mulai beradaptasi dengan kehidupan pesantren. Dia mulai rajin mengikuti pengajian dan bahkan membantu pekerjaan di dapur. Para santri lain dan para ustadz mulai melihat perubahan dalam diri Ikhsan.

Suatu hari, ketika ada acara besar di pesantren, Ikhsan ditunjuk untuk memimpin doa. Semua orang terkejut melihat Ikhsan yang dulu bandel, kini berubah menjadi lebih tenang dan bijaksana. Setelah acara selesai, Ustadz Budi mendekati Ikhsan dan berkata, “Lihat, Ikhsan, jika kamu mau berubah, segala sesuatu mungkin terjadi.”


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *