Pada hari Sabtu sore kegiatan ekstrakulikuler seni dilaksanakan secara berkemlompok sesuai minat para santri. Mereka dapat memilih untuk mengikuti latihan javin, hadroh, kaligrafi, marching band, atau marawis (gambus), dan lain-lain.

Selain aktivitas mingguan ada pula aktivitas bulanan di pesantren ini. Antara lain ajang Kreasi dan Apresiasi Seni, pembacaan manakib Nurul Burhan, serta Pengajian Umum bagi masyarakat umum dan jamaah Tarekat Syadziliyah.

Apakah Darunnajat Mempelajari Kitab Kuning?

Meskipun Darunnajat telah memiliki lembaga pendidikan formal, kajian model salaf akan tetap dipertahankan.

“Para santri di sini setidaknya mengikuti kajian kitab kuning seperti Safinah, Fathul Qorib, dan Kifayatur Ahyar untuk bidang fikih. Adapun santri senior dapat mengikuti kajian Tafsir Jalalain dan Riyadush Sholihin,” tutur Kiai Aminuddin suatu ketika.

Di samping mengasuh pesantren, Kiai Aminuddin juga aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Pada tahun 2005, misalnya, beliau terpilih sebagai Ketua Pusat Transparansi dan Kebijakan Publik (PUSAKA), sebuah LSM yang berperan aktif mengontrol berbagai kebijakan pemerintah di wilayah Kabupaten Brebes.

Sebagai guru Tarekat Syadziliyyah, Kiai Aminuddin memperoleh ijazah dari empat orang mursyid kenamaan. Ijazah pertama diperolehnya dari Maulana Habib Lutfi (Pekalongan). Kemudian berturut-turut memperoleh ijazah serupa dari Abuya Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki, Mbah Mad Watucongol, dan Syekh Yusuf.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *